"Mengapa kurikulum perlu berubah?"





 Aksi nyata menyebarkan pemahaman 

" Mengapa kurikulum perlu berubah?"



Apa itu kurikulum?

Kurikulum dapat dimaknai sebagai titik awal sampai titik akhir pengalaman belajar murid. Kurikulum juga diibaratkan jantungnya pendidikan. Ralph Tyler dalam bukunya " The Basic Principle of Curriculum" mengungkapkan setidaknya ada empat komponen kurikulum, yaitu:

  • Tujuan
  • Konten
  • Metode/cara
  • Evaluasi
Umumnya beberapa negara mengklasifikasikan komponen kurikulum menjadi tiga bagian, yaitu:

  • Tujuan pembelajaran/konten
  • Panduan pedagogi
  • Panduan asesmen
Peran dan Fungsi Kurikulum

Kurikulum adalah salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan nasional. Kurikulum berperan sebagai pedoman dan acuan dalam pembelajaran. Maka fungsi kurikulum adalah memandu dalam proses belajar murid.

Peran dan fungsi kurikulum dapat dioptimalisasikan dalam kerangka:

  1. Mewariskan nilai dan budaya masyarakat yang relevan dengan masa kini.
  2. Mengembangkan sesuatu yang dibutuhkan saat ini dan masa depan.
  3. Menilai dan memilih sesuatu yang relevan atau kontekstual sebagai kontrol sosial.

Perlukah perubahan kurikulum?

Penting perubahan kurikulum untuk menyesuaikan kebutuhan murid dan perkembangan zaman. Saat ini berbagai isu baru menuntut satuan pendidikan menyiapkan kurikulum. Isu kekinian diantaranya:

  • Perubahan iklim global
  • Teknologi digital
  • Industri multinasional
  • Transformasi budaya

Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang sesuai dengan zamannya. Kurikulum bersifat dinamis dan terus dikembangkan atau diadaptasi sesuai konteks dan karakteristik murid demi membangun kompetensi sesuai kebutuhan murid, kini dan di masa depan.

Di masa lalu mencari referensi buku di perpustakaan atau menggunakan disket untuk mengumpulkan tugas. Pada era sekarang murid tidak hanya memiliki buku perpustakaan sebagai bahan referensi. Berbagai bahan bacaan dapat dijangkau melalui internet, termasuk referensi dari perpustakaan-perpustakaan terbaik di dunia.

Dulu cita-cita menjadi dokter, polisi, tentara, atau guru.Namun kini pilihan yang tidak pernah terbayangkan sebelumya, mereka kini ingin menjadi ilustrator animasi karakter kartun, menemukan software komputer, pengembang aplikasi games, gamer, atau youtuber. 

Perubahan-perubahan tersebut hanyalah sebagian contoh yang tentu membuat kita sadar bahwa dunia akan terus berubah. 

Ki Hajar Dewantara:

Maksud pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia, maupun anggota masyarakat.

Maka dari itu demi memenuhi kodrat murid-murid, pembelajaran termasuk kurikulum yang diselenggarakan harus terus menyesuaikan dengan kebutuhan mereka. 

Pepatah mengatakan: "It take a village to raise a child". Butuh seluruh desa untuk membesarkan seorang anak. Pepatah ini menyiratkan perlunya peran orang tua, masyarakat, dan sekolah dalam mewujudkan kurikulum yang berpihak pada murid. Mereka yang disebut sebagai tiga pilar pendidikan.

Oleh karena itu ketika merancang kurikulum kita harus menempatkan kebutuhan, pendapat, pengalaman, hasil belajar, serta kepentingan murid sebagai rujukan utama. Sejatinya kurikulum dirancang untuk murid, agar dapat mewujudkan seluruh kompetensi yang diharapkan dari kurikulum, maka semua pihak harus berkolaborasi maksimal.


Link :

https://yantiarifin1969.blogspot.com/2022/11/mengapa-kurikulum-perlu-berubah.html

Komentar

  1. Topiknya menarik dann isinya juga sangat menarik!!! Ditunggu artikel-artikel lainnya Bu semangatt 🙏🏻

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Fahmi ... hasil dari belajar literasi

      Hapus
  2. Bagaimana tanggapan penulis apabila seorang guru enggan menerapkan perubahan kurikulum?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perlu diberikan pemahaman bahwa kurikulum perlu dievaluasi seiring perkembangan zaman agar sesuai dengan kebutuhan murid.

      Hapus
  3. Sudah benar itu pengertian kurikulum. Makanya ada SKL, SI, S Pro dan S Pen

    BalasHapus
  4. H.Mhd Darwis Batubara,M.Pd28 November 2022 pukul 05.30

    Saya lebih senang ibu mengambil narasi tantangan global daripada perubahan iklim global,karena wilayah iklim adalah sentralisasi, tapi tantangan global lebih kepada persiapan skill yang paripurna

    BalasHapus

Posting Komentar